Jakarta, PCplus. Kominfo menyatakan bahwa sarana internet sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian besar penduduk dunia, tidak terkecuali di Indonesia, dengan penggunaan yang terus meningkat baik untuk sosial, hiburan, kepemerintahan, hingga bisnis.
Kominfo menambahkan bahwa koneksi berkapasitas besar yang makin andal melalui jaringan pita lebar menjadi makin dibutuhkan.
Melalui Rencana Pitalebar Indonesia, Kominfo menyatakan bahwa Pemerintah RI menjalankan visinya untuk mengakselerasi transformasi Indonesia menjadi negara maju melalui pengembangan dan pemanfaatan pitalebar (broadband).
Dengan cara ini, Kominfo menyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat akan berjalan meski pembangunan infrastruktur yang dilakukan pihak penyelenggara jasa dan layanan hanya berpusat pada kota-kota besar saja.
Untuk mencapai visi tersebut, Kominfo menyatakan bahwa pembangunan jaringan pitalebar dilakukan secara bertahap. Pada tahun 2010-2014, Pemerintah RI melakukan penguatan konektivitas, dilanjutkan dengan pengembangan inovasi yang sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
Tahap selanjutnya menurut Kominfo adalah melakukan transformasi yang sejalan dengan RPJMN 2020-2025, yakni dengan meningkatkan aksesibilitas sampai daerah pedesaan dan mendorong penggunaan TIK di seluruh Indonesia.
Tahap transformasi diwujudkan Kementerian Kominfo melalui program Palapa Ring, peningkatan penggelaran fiber ethernet dan FTTH (Fiber to The Home), Kebijakan Kewajiban Pelayanan Umum dan penataan spektrum frekuensi.
Di masa depan, Kementerian Kominfo menyatakan akan mendorong penggunaan atau pemanfaatan infrastruktur telekomunikasi bersama. Ini artinya, dua atau lebih penyelenggara telekomunikasi dapat memberikan layanannya melalui penggunaan bersama infratruktur pasif sehingga lebih efisien.
Skema penggunaan bersama infrastruktur pasif menurut Kominfo memungkinkan penyedia layanan berbagi semua hal yang terkait infrastruktur, seperti hak kepemilikan atau hak untuk menggunakan lokasi. Dengan skema ini, penyelenggara dapat diklaim menghemat sekitar 40-60 persen biaya CAPEX/OPEX.
Walhasil menurut Kominfo, mereka dapat berfokus pada perluasan jangakauan layanan serta memperkuat kegiatan penjualan dan pemasarannya. Tak mengherankan jika menurut Kominfo, skema ini merupakan skema yang terbanyak diterapkan di dunia.