Jakarta, PCplus. Aplikasi antivirus diciptakan untuk membantu melindungi komputer kamu dari serangan virus, malware, serta ancaman keamanan lainnya. Namun, ternyata aplikasi antivirus juga ternyata memiliki kelemahan yang membuatnya justru bisa menjadi media untuk penyebaran virus dan malware sehingga mengancam keamanan data serta privasi.
Kelemahan antivirus tersebut ditemukan baru-baru ini oleh seorang pakar keamanan asal Austria, Florian Bogner. Ia menemukan kelemahan antivirus untuk menyebarkan malware melalui sebuah rekayasa pada fitur karantina yang ada pada aplikasi antivirus.
Aplikasi antivirus umumnya memiliki fitur karantina yang berfungsi untuk memisahkan dan mengamankan file yang terinfeksi malware dari sistem. Fitur ini sejatinya mengunci file yang terinfeksi tersebut sehingga tidak bisa diakses dan diaktifkan tanpa seijin pengguna komputer.
Namun, kelemahan pada antivirus membuat hacker dapat mengakses file yang telah dikarantina tersebut dan mengembalikannya ke sistem untuk diaktifkan kembali. Metode yang disebut Bogner sebagai AVGater tersebut memanfaatkan kelemahan sistem file Windows NTFS yang memungkinkan hacker dapat mengakses file yang dikarantina tersebut dan memindahkannya ke tempat lain. Selain itu, hacker juga melakukan manipulasi terhadap fitur Dynamic Link Library yang dapat memberikan hak akses penuh terhadap file tersebut.
Saat ini, sejumlah perusahaan pembuat aplikasi antivirus telah merilis update terbaru untuk menutup celah keamanan tersebut.