JAKARTA, SENIN – Sebuah dunia baru sedang muncul. Di dunia baru ini, model-model bisnis berputar dengan cepat, sementara ketidakpastian ekonomi bisa berdampak positif, tetapi juga bisa negatif. “Yang penting kita bisa memberikan respon lebih cepat untuk mengambil peluang, khususnya di bisnis,” terang Paul Muller (Vice President, Marketing Software, HP) dalam jumpa pers di Jakarta pekan lalu (2/8/2012).
Merespon perubahan dengan cepat ditunjuk Muller sebagai tantangan bagi para pemimpin TI di tanah air. Mobilitas pun menjadi penting mengingat wilayah Indonesia yang luas dan tersebar. Namun menurut Muller, biasanya yang menjadi penghambat adalah sikap para karyawan, bukan adopsi perusahaan.
“Di Indonesia, semua (koneksi Internet, smartphone, komputer, aplikasi) terasa cepat di rumah, tetapi kalau di kantor apa pun lebih lamban. Juga tidak bisa bekerja di semua gadget. End user lalu lari ke cloud dan melewati TI sehingga menimbulkan masalah baru, di antaranya sekuriti,” cerita Muller. “Orang tidak bisa bekerja atau berkolaborasi karena informasi-nya disimpan secara terpisah-pisah,” tambahnya.
Nah, agar informasi itu tidak terkotak-kotak, IT silo harus ditiadakan. Dan perusahaan bisa melakukannya dengan membuat aplikasi untuk lingkungan hibrid dan cloud. Aplikasi itu sendiri harus dinamis, artinya bisa diadaptasikan terhadap kebutuhan siklus hidupnya. “Ketika sasaran berubah, semua orang harus tahu,” kata Muller.
“Aplikasi adalah darah yang menghidupi sebuah enterprise, dan HP bisa membantu perusahaan membangunnya lebih cepat, mengoperasikannya dengan simpel dan menyimpannya dengan efisien, “ kata Muller. HP, tambahnya, bisa bantu mempercepat inovasi aplikasi melalui versi terbaru HP Application Lifecycle Management (ALM) dan HP Performance Center (PC).
Versi terbaru dari HP ALM dan HP PC itu terdiri dari:
– HP Application Lifecycle Management 11.5 & HP Performance Center 11.5 – ditujukan untuk membantu memecahkan masalah-masalah yang umum dengan memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada atau menggunakan cloud. Kemampuan baru yang dihadirkan adalah mengimpor informasi pemakaian produksi, berbagi script antara uji dan produksi, berbagi data seperti SLA, kebijakan monitoring dll.
– HP LoadRunner & Performance Center 11.5 — untuk membuat uji kinerja berlangsung lebih cepat, juga lebih akurat. Ia mendukung semua tipe aplikasi.
– HP Sprinter 11.5 – dapat mempercepat uji manual dan membuat pengujiannya berlangsung lebih akurat.
Solusi HP ini, kata Muller, tidak hanya bisa dipakai oleh perusahaan skala besar tapi jga perusahaan kecil yang mungkin bahkan lebih tergantung pada TI. “Kalau perusahaan besar contohnya adalah para pengguna berat ERP (enterprise resource planning), kalangan perbankan, perusahaan telekomunikasi dan perusahaan penerbangan. Perusahaan kecil contohnya adalah startup company yang inovatif,” urai Muller.