JAKARTA, PCplus – Pernah dengar life logging atau quantified self? Ini adalah aktivitas pelacakan diri sendiri (self tracking) yang mungkin sudah kamu lakukan tanpa sadar atau dengan sadar. Aktivitas ini dilakukan jutaan orang setiap hari di seluruh dunia dengan gadget dan app pelacak yang terpasang di gadget, mulai dari smartwatch, activity tracking wristband, bracelet, pakaian pintar dan bahkan smartphone.
Setiap aspek kehidupan, pemikiran, pengalaman dan pencapaian diri pribadi direkam dengan berbagai alasan. Data pribadi itu lalu disimpan, dan mungkin ditransfer ke komputer lain untuk diproses dan dianalisis.
Tapi tahukah kamu kalau life logging ini bisa membahayakan? Minimal lokasi kamu bisa dilacak orang tak dikenal. Begitu menurut Symantec yang mengatakan semua perangkat pelacakan aktivitas yang dikenakan di tubuh, termasuk yang berasal dari brand-brand terkemuka, rentan terhadap pelacakan lokasi.
Para peneliti Symantec telah membuat sejumlah perangkat scan dengan menggunakan mini komputer Raspberry Pi dan adaptor Bluetooth 4.0, baterai dan SD card. Ketika alat seharga US$ 75 itu dibawa ke event-event atletik dan ruang publik yang sibuk di Irlandia dan Swiss, mereka ternyata bisa melakukan pelacakan individu dengan bantuan software open source dan skrip program biasa.
Scanner itu, kata Symantec, bekerja secara pasif dan tidak mencoba membuat koneksi ke perangkat yang ditemukan. Alat ini hanya men-scan gelombang udara untuk menangkap sinyal yang dikirim dari perangkat.
“Dalam pengujian tersebut kami menemukan bahwa semua perangkat yang kami temukan dapat dengan mudah dilacak menggunakan alamat hardware unik yang dipancarkannya. Beberapa perangkat (tergantung pada konfigurasinya) memungkinkan dilakukannya ‘remote querying’, sehingga informasi seperti nomor seri atau kombinasi karakteristik perangkat dapat ditemukan oleh pihak ketiga dari jarak dekat tanpa adanya kontak fisik dengan perangkat tersebut,” jelas Symantec.
Lalu di mana letak bahayanya? Hmm, informasi pelacakan tadi bisa saja dipakai pencuri atau orang yang ingin memata-matai kamu. Menurut Symantec, sudah ada pencuri yang menggunakan info tersebut untuk mencari tahu kapan calon korbannya tidak di rumah.