JAKARTA, PCplus – Siapa sih yang mau bayar akses internet yang mahal, kalau bisa pakai Wi-Fi personal yang lebih murah? Namun kalau di kawasan hotel, adakalanya kamu tidak bisa memakai Wi-Fi pribadi. Maka jika terdesak, terpaksa kamu pakai akses Wi-Fi dari hotel, yang biasanya mahal.
Inilah dialami para tamu Marriot Gaylord Opryland Hotel and Convention Center di Nashville Tennessee, AS. Mereka yang menginap di hotel tersebut, juga yang menghadiri seminar atau acara di convention center itu, tidak bisa memakai hotspot Wi-Fi pribadinya. Pihak hotel ternyata memblokirnya (jamming). Alhasil para tamu tidak akan bisa menggunakan hotspot pribadi, tetapi harus memakai Wi-Fi hotel dengan tarif mahal.
Aksi jamming Marriot Gaylord Opryland Hotel and Conventional Center ini mendapat peringatan dari Federal Communications Commission (FCC). FCC tidak hanya memberikan peringatan kepada Marriott, tapi juga mengenakan denda US$ 600ribu dan memerintahkan pihak hotel untuk menghentikan aksi pemblokiran sinyalnya.
Kendati setuju untuk membayar denda, pihak hotel tidak merasa berbuat salah. Menurut Marriot, pemblokiran sinyal Wi-Fi dilakukan justru untuk menjamin sekuriti hotel dan para tamunya agar layanannya baik dan menghindarkannya dari serangan cyber dan pencurian identitas. O ya, aktivitas Wi-Fi jamming ini ditemukan tahun lalu, saat seorang peserta acara mendapatkan dead zone di seluruh lokasi konvensi hotel tersebut.
Marriot menggunakan wireless-signal jammer khusus, yang menginterferensi komunikasi radio. Sistem ini mencakup kemampuan containment, yang ketika diaktifkan akan menyebabkan pengiriman paket de-authentication ke Wi-Fi Internet access points yang bukan merupakan bagian dari sistem Wi-Fi Marriot atau yang diijinkan oleh Marriot dan yang diklasifikasikan Marriot sebagai “rogue. Pendek kata, semua Wi-Fi, kecuali milik Marriot, diblokir. Jika mau pakai Wi-Fi, ya harus pakai milik Marriot yang mahal.
Kepala Biro Penegakan FCC Travis LeBlanc mengatakan, “Tidak bisa diterima bagi hotel apa pun untuk secara sengaja menonaktifkan hotspot personal sembari menarik biaya pada kustomer dan bisnis kecil untuk pengunaan jaringan Wi-Fi hotel. Praktik ini menempatkan kustomer pada posisi harus membayar dua kali untuk layanan yang sama atau sama sekali tidak bisa memakai akses Internet.”