JAKARTA, PCplus – Kamu yang suka transaksi virtual dengan mata uang virtual seperti Bitcoin perlu berhati-hati. Ada celah pada blockchain yang bisa dimanfaatkan untuk menyebarkan malware. Malware bisa dimasukkan dan menjadi host secara permanen. Celakanya kamu tidak bisa menghapus data itu.
Eh, apa sih blockchain? Blockchain adalah database transaksi yang dimiliki oleh semua node/titik pada jaringan BitCoin, di mana data dapat disimpan, dirujuk atau di-host dalam transaksi yang dienkripsi dan catatan mengenainya.
Nah kalau sudah kena malware, blockchain bisa menjadi tempat aman bagi hacker untuk menyimpan datanya, termasuk gambar-gambar pelecehan seksual anak. Blockchain juga memungkinkan skenario kejahatan di masa depan seperti penyebaran malware modular, perencanaan kembali distribusi serangan zero-day, serta penciptaan black market atau aktivitas ilegal yang berhubungan dengan private keys yang akan memungkinkan akses ke data ini.
Penelitian ini diungkapkan pada acara Black Hat Asia 2015 di Singapura, beberapa minggu sebelum peresmian IGCI. Eh apa pula IGCI? Ini adalah singkatan dari INTERPOL Global Complex for Innovation yang bertujuan melakukan penelitian dan mengidentifikasi ancaman cyber terbaru. Lembaga ini akan memberikan 190 negara anggotanya, penelitian dan fasilitas pengembangan termutakhir untuk mengidentifikasi tindak serta pelaku kejahatan, pelatihan yang inovatif, dukungan operasional dan kemitraan.
“Prinsip utama dari penelitian kami adalah untuk memperingatkan tentang adanya potensi ancaman di masa depan yang berasal dari sistem terdesentralisasi berbasis blockchains,” kata Vitaly Kamluk, Principal Security Researcher di Kaspersky Lab.