Jakarta, PCplus – KBank terus meningkatkan lingkup bisnisnya di kawasan Asia Pasifik. Terbaru, ekspansi KBank menargetkan pasar MEA+3, yang mencakup negara-negara ASEAN, China, Jepang, dan Korea Selatan. Kawasan ini dinilai punya potensi besar dalam hal tenaga kerja dan sumber daya manusia, serta kelas menengah yang terus berkembang.
Baca Juga: K-Bank Hadirkan Ekosistem Di Indonesia
Potensi ini juga dianggap menawarkan peluang signifikan bagi KBank untuk mengembangkan keahliannya dalam bidang teknologi dan keberlanjutan. Dengan lebih dari 70 mitra keuangan di 13 negara, KBank berkomitmen untuk memperkuat kerjasama antarnegara dan memperkuat hubungan ekonomi di wilayah MEA+3. Selain di Indonesia, KBank juga memiliki jejak regional di China, Vietnam, Kamboja, dan Laos.
Komitmen KBank Menjadi Pilihan Utama di Regional
“KBank berkomitmen untuk menjadi pilihan utama di tingkat regional. Investasi kami di Bank Maspion menunjukkan dedikasi kami dalam memperluas kemitraan regional, memberikan layanan keuangan terbaik yang mampu memberdayakan bisnis dan perdagangan lintas negara, serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia dan Thailand,” kata Pipit Aneaknithi, Presiden KBank.
Indonesia sendiri menjadi salah satu negara unggulan di kawasan MEA+3 berkat pertumbuhan ekonomi yang stabil dan inflasi yang terkendali. Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,7-5% pada 2024. Angka ini didorong oleh peningkatan konsumsi publik dan investasi. Inflasi diperkirakan akan stabil di angka 2,5% pada periode 2024-2025, yang diharapkan dapat mendukung pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut dan merangsang pertumbuhan ekonomi.
Investasi Jangka Panjang KBank di Bank Maspion
Selama sepuluh tahun terakhir, KBank telah berinvestasi di Bank Maspion, meningkatkan statusnya dari KBMI I menjadi KBMI II. Sejak 2017, KBank telah menjadi mitra strategis Bank Maspion dengan kepemilikan saham sebesar 9,99%. Pada tahun 2022, KBank meningkatkan kepemilikannya menjadi 67,5%. Dan pada tahun lalu, KBank menambahkan investasi sebesar Rp3,5 triliun, meningkatkan kepemilikan saham menjadi 84,55%. Akuisisi ini membuka jalan bagi Bank Maspion untuk mempercepat pertumbuhan dan memperkuat posisinya sebagai lembaga keuangan terkemuka di Indonesia. Sampai kuartal kedua tahun 2024, total ekuitas Bank Maspion mencapai Rp6,8 triliun, menjadikannya salah satu dari 30 bank terbesar di Indonesia.
“Kami melihat masa depan yang cerah bagi Bank Maspion. Dengan tambahan modal, kami berkomitmen untuk mencapai status KBMI 3 pada 2027 dan memposisikan Bank Maspion di antara 20 bank terbesar di Indonesia, serta memperkuat komitmen kami terhadap pertumbuhan dan inovasi di sektor perbankan,” ujar Kasemsri Charoensiddhi, Direktur Utama Bank Maspion.
UMKM di Indonesia.
Ekspansi KBank juga akan memperkuat pembiayaan perdagangan regional dengan memanfaatkan jaringan regionalnya untuk mendukung bisnis Indonesia dalam perdagangan internasional dengan mitra MEA+3, khususnya China—mitra dagang terbesar Indonesia. Lebih lanjut, KBank akan mempercepat transformasi digital melalui keberhasilannya dalam digitalisasi. Dengan teknologi seperti K PLUS, AI, dan blockchain untuk memodernisasi sektor perbankan Indonesia. Infrastruktur transactional banking KBank yang dilengkapi dengan aplikasi mobile dan solusi inovatif dapat meningkatkan peluang cross-selling. Aplikasi K PLUS, yang dikembangkan oleh KBTG, anak perusahaan KBank, meraih penghargaan sebagai Best Mobile Banking Service di ajang The Asian Banker International Excellence in Retail Financial Services Awards for Asia Pasifik pada 2021 dan 2023-2024.