JAKARTA, PCplus – Sumberdaya di dunia ini makin terbatas, tetapi kebutuhannya justru meningkat. Maklum jumlah penduduk dunia terus saja bertambah, dan mayoritas bermukim di kota-kota besar. “Orang yang tinggal di perkotaan akan naik 1,8x pada tahun 2050 nanti. Ini masalah besar. Kebutuhan energi akan naik 1,8x, kebutuhan makanan naik 1,7x, kebutuhan air naik 1,6x,” tutur Dr. Nobuhiro Endo (President & Representative Director, NEC Corp) dalam jumpa pers di sela-sela acara NEC Innovative Solutions Fair 2015 di Jakarta (10/2/2015).
Agar bisa memanfaatkan sumberdaya yang sedikit dengan efisien, kata Endo, orang-orang di perkotaaan membutuhkan infrastruktur yang cerdas. “NEC percaya bahwa ICT (information & communications technology) akan menjadi faktor untuk menciptakan infrastruktur cerdas baru yang bisa digunakan untuk mengelola sumberdaya yang terbatas tadi,” ucap Endo.
Endo mengatakan, infrastruktur sosial yang baru itu harus mempertimbangkan empat hal: keamanan, sekuriti, efisiensi dan kesetaraan (equally). “Jika infrastruktur baik tapi tidak terbagi dengan setara misalnya di perawatan kesehatan dan edukasi, menjadi kurang bermanfaat,” jelas Endo. Namun ia mengakui di Jepang pun, belum ada infrastruktur yang memadai untuk menyediakan layanan-layanan bagi edukasi dan perawatan kesehatan secara setara.
“Saat ini NEC sedang berfokus di infrastruktur, jadi menciptakan brand baru yakni Orchestrating a Brighter World. Brighter berarti lebih cerah dan juga cerdas. Masa depan yang lebih cerah dengan solusi-solusi yang lebih cerdas. Kami punya tiga kekuatan untuk itu, jaringan, superkomputer, software defined network,” urai Endo. Semua solusi, kata pria yang bergabung dengan NEC sejak 1981 itu, juga harus mengedepankan tiga nilai, yakni real time, dinamis dan remote.
Beberapa contoh tawaran NEC yang diungkap Endo adalah Kanagawa Data Center seluas 10 ribu meter persegi dengan 3000 rak yang per chassis-nya menampung 736 server, Kanazawa University Hospital dan station common network untuk perusahaan KA JR East Japan.
Indonesia, saran Endo, harus berfokus ke kondisi keamanan. “Keamanan terhadap serangan cyber, bencana alam, dan infrastruktur yang cerdas,” jelasnya. Sebagai ilustrasi, Endo memperlihatkan video bagaimana sistem solusi keamanan NEC yang berbasis pengenalan wajah bisa mengenali ratusan wajah di stadiun sepakbola hanya dalam 0,01 detik, dan bukan 21 detik. Analitik video dan audio canggih dengan teknologi kamera ini akan digunakan oleh sistem pusat komando dan kontrol yang bekerjasama dengan instansi-instansi keamanan di negara-negara Asia Pasifik.