JAKARTA, PCplus – Pekan lalu bermunculan laporan bahwa sejumlah smartphone Samsung Galaxy meledak saat di-charge. Perusahaan Korea Samsung langsung merespon kejadian tersebut, dan mengakuinya secara terbuka.
Menurut Samsung, ada 35 kasus masalah kegagalan baterai pada produknya. Samsung kemudian mengumumkan penarikan kembali semua Galaxy Note 7 yang sudah terjual di seluruh dunia.
Mereka yang sudah terlanjur memilikinya akan ditawari perangkat baru. Mereka juga boleh memilih untuk menukarnya dengan Galaxy 7 atau Galaxy S7 Edge, dan menerima kembali selisih harga. Sebagai kompensasi, Samsung juga akan memberikan bonus. (di Indonesia antara lain berupa voucher Rp 1 juta).
Intinya konsumen dan produsen sama-sama untung. Namun sebenarnya, begitu dikutip the Korea Herald, penarikan di seluruh dunia ini membuat Samsung kehilangan cukup banyak uang. Menurut seorang analis, nilainya mencapai US$ 750 miliar. Analis sekuritas
Hwang Min-sung mengatakan program recall dan penggantian itu bisa menelan 120 miliar won. Ia memerkirakan 3 juta dari 6 juta perangkat Galaxy Note 7 yang akan diproduksi selama kuartal ketiga akan menjadi perangkat pengganti yang ada, yang akan menelan biaya 400 miliar won lagi. Dampak dari penarikan diperkirakan akan sampai kuartal keempat, menyebabkan Samsung kehilangan 300 miliar won lagi.
Ketika semua perkiraan itu dijumlahkan, kita akan melihat keuntungan operasi semester kedua Samsung tergerus 820 miliar won, atau US$ 740 juta. Namun ujung-ujungnya, tindakan cepat dan tegas Samsung ini akan menyelamatkan perusahaan dari kepusingan jangka panjang yang lebih rumit.
“Penarikan memang berefek negatif pada jangka pendek, tetapi akan menjadi keputusan yang bijak karena tindakan alternatif lainnya mungkin tidak bisa membantu Samsung mengembalikan kepercayaan konsumen dan investor,” tambah Hwang.