Jakarta, PCplus – Nvidia yang dulunya merupakan perusahaan grafis untuk gaming, kini punya nilai valuasi yang tinggi, bahkan mampu kalahkan Google. Hal tersebut berkat gairah AI dan keunggulan kartu grafis dalam mempercepat pekerjaan AI. Beberapa chip khusus kemudian, seperti H100 Tensor Core GPU dan A100, membuat saham Nvidia naik 50 persen tahun ini.
Baca Juga: ASUS Perkenalkan Jajaran Laptop ROG Terbaru 2024
Seperti dikutip PCplus dari Arstechnica, nilai perusahaan Nvidia kini mencapai $1,8 triliun, berhasil kalahkan Amazon ($1,76 triliun) dan induk perusahaan Google, Alphabet ($1,77 triliun). Angka ini menjadikan Nvidia perusahaan paling berharga keempat di dunia. Selanjutnya di daftar ‘nilai pasar tertinggi’ adalah Saudi Aramco, perusahaan minyak nasional Arab Saudi, dengan $2,0 triliun. Diikuti Apple, dengan $2,8 triliun dan Microsoft, dengan $3 triliun.
Laporan pendapatan Nvidia selanjutnya adalah pada 21 Februari. Laporan terakhir menunjukkan bahwa perusahaan ini pada dasarnya bisa menjual setiap chip AI yang diproduksinya. Pendapatan naik 206 persen dari kuartal yang sama tahun lalu. Dan dari pendapatan perusahaan sebesar $18,12 miliar, $14,51 miliar dihasilkan oleh divisi AI/data center.
Kuartal 4 2023 kemungkinan akan menjadi kuartal rekor bagi perusahaan ini. Dan di kuartal 2 2024, Nvidia akan meluncurkan chip AI generasi berikutnya, HGX H200 Tensor Core GPU. Perkiraan TrendForce menempatkan pangsa pasar server AI Nvidia di 60–70 persen. Satu hal yang berpotensi menakutkan bagi Nvidia adalah banyak perusahaan AI yang berencana membuat chip mereka sendiri.
Berlomba dalam teknologi AI
CEO OpenAI Sam Altman ingin melihat triliunan dolar lebih banyak diinvestasikan dalam infrastruktur chip AI. Ini akan mengalahkan industri chip saat ini yang berada di sekitar angka 500 miliar dolar. Altman dan CEO Nvidia Jensen Huang sebenarnya berbeda pendapat tentang bagaimana produksi chip AI di masa depan harus berskala.
Altman baru-baru ini men-tweet bahwa pihaknya percaya dunia membutuhkan lebih banyak infrastruktur AI, kapasitas fabrikasi, energi, data center, dll—daripada yang saat ini direncanakan orang untuk dibangun. “Membangun infrastruktur AI berskala besar, dan rantai pasokan yang tangguh, sangat penting untuk daya saing ekonomi”, jelas Altman.