JAKARTA, PCplus – Masih suka main Angry Birds? Game besutan Rovio Entertaiment dari Finlandia ini memang bisa bikin pemainnya kecanduan. Angry Birds sudah hadir lima tahun dan game inilah yang mencuatkan dan menghidupi Rovio Enterntainment.
Sayangnya setelah lima tahun, nama besar Angry Birds tidak lagi bisa cukup. Secara berkala Rovio memang merilis judul-judul baru (Angry Birds Star Wars, Transformers, Rio, Space, Friends, dan Season). Namun semua itu adalah variasi dari Angry Birds versi pertama.
Rovio juga menggeser bisnisnya dari pay-to-play. Maksudnya, para pemain membeli video game-nya untuk model free-to-play. Perusahaan ini pun menjual lisensi image Angry Birds untuk mainan, pakaian dan item-item novelty lainnya. Kendati demikian, tahun lalu laba perusahaan ini merosot lebih dari 50%.
Masalahnya, Rovio kesulitan menarik bayaran dari para pengguna yang melakukan pembelian dalam game. Pesaing seperti King Digital Entertainment yang membuat game Candy Crunch justru jauh lebih sukses dengan model bisnis tersebut. Namun King sebenarnya juga mengalami kesulitan, yang terungkap pada hasil kuartal pertamanya.
Nah agar laba perusahaan bisa kembali berjaya, Rovio akan memberhentikan CEO-nya yang membesarkan Angry Birds. Januari tahun depan Mikael Hed akan digantikan oleh mantan petinggi Nokia, yakni Pekka Rantala. Namun Hed akan tetap di Rovia sebagai direksi dan mengepakai Rovio Animation.
Akankah Rantala yang terakhir menjabat sebagai CEO di perusahaan minuman Hartwall bisa mengubah nasib Rovio? Atau Rovio akan menemui nasib sama dengan Zynga, yang berantakan setelah go public? Kita tunggu saja.
Saat ini Rovio sedang mempersiapkan debut film Angry Birds pertamanya yang dijadwalkan tayang pada 2016.