Gelar Creative Day 2015, LINE Fasilitasi Creativepreneur

lineJAKARTA, PCplus – Banyak orang yang kreatif tapi tidak menemukan tempat untuk menyalurkan kreativitasnya. Padahal kalau bisa tersalurkan dengan baik, kamu bisa menangguk duit besar loh dengan karya-karya kamu.

Lihat saja Junaidi Lim. Lelaki ini baru saja diganjar hadiah Rp 50 juta karena memenangi lomba kreasi stiker LINE dengan karya berjudul Sarita, Gadis Dayak. Atau Annisa Nisfihani yang juga menggondol hadiah utama Rp 50 juta atas kreasi komik Webtoon-nya yang berjudul My Pre Wedding. Annisa juga berpeluang dikontrak sebagai komikus reguler LINE Webtoon.

Kreasi, tandas Eunjung Lee (Senior Vice President of Line Plus Corp.) dalam jumpa pers di Jakarta (5/11/2015), sebenarnya bisa menjadi tulang punggung industri di Indonesia. Karena itulah kata perempuan yang mantan direktur eksekutif di Samsung Card Co., Ltd ini, LINE ingin menginspirasi kreativitas, mendukung sektor UKM (usaha kecil menengah) dengan platform-nya, untuk menciptakan creativepreneur melalui ajang Creative Day 2015.

Ajang kreatif pertama yang digelar di Jakarta ini merangkul bakat-bakat lokal dii bidang desain untuk mengkreasikan stiker dan komik digital. Seminar dan informasi untuk menjadi kreator stiker dan komik digital Webtoon disajikan cuma-cuma di sini. Acara ini juga dihadiri pemilik bisnis dan komunitas. O ya, LINE juga punya komunitas LINE@, yakni ftur pengelolaan bisnis bagi creativepreneur di Indonesia.

LINE, menurut Triawan Munaf (Kepala Badan Ekonomi Kreatif) , memang bukan lagi hanya platform untuk berkomunikasi. “Tapi juga toko, marketplace yang tidak terbatas untuk menjual kreasi,” katanya. Salah satu kreator di LINE, ungkap Triawan , bisa meraup Rp 590 juta per tahun.

Indonesia, kata Triawan, punya potensi besar untuk ikut berkiprah di bidang kreatif. “Tidak hanya sebagai konsumen, tapi juga provider. Bisa selipkan budaya-budaya lokal,” tuturnya. Namun ia juga mengingatkan agar para creativepreneur Indonesia mulai menciptakan karakter universal yang bisa merebut pasar global, dan tak ‘malas’ mengurus hak cipta intelektual karyanya.

Exit mobile version